Cerita Pendakian Gunung Cikuray via Pemancar
Cerita pendakian berikut merupakan pengalaman mendaki saya ke Gunung Cikuray via Pemancar. Pendakian dilaksanakan pada tahun 2019 secara mandiri, jadi ini cerita tiga tahun yang lalu.
Jarak waktu yang lumayan lama memang, tapi informasi pendakian ke Gunung Cikuray pada artikel ini masih relevan dengan kondisi zaman now ygy, yuk disimak!
Informasi umum Gunung Cikuray via Pemancar
Ketinggian Gunung Cikuray | 2.821 mdpl |
Tipe gunung | Stratovolcano & tidak memiliki kawah aktif |
Lokasi Gunung Cikuray | Dayeuhmanggung, Kab Garut, Prov Jawa Barat |
Akses transportasi | Terminal Guntur |
Titik koordinat BC Pemancar | -7.3064892748179275, 107.87942763353078 |
Kontak Basecamp Pemancar | +6283193937904 |
Simaksi Cikuray | Rp.15.000 / orang |
Durasi pendakian normal | 2 hari 1 malam |
Total pos via Pemancar | 7 pos |
Sumber air | Pos 1 |
Lokasi camp ideal | Pos 6, Pos 7 dan Pos Bayangan sebelum puncak |
Keistimewaan Gunung Cikuray | Gunung tertinggi ke-4 di Jawa Barat, area puncak terbuka. |
Profil singkat Gunung Cikuray
Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki beberapa gunung yang dapat didaki oleh umum. Selain Cikuray, terdapat Gunung Papandayan serta Gunung Sagara yang belum lama dibuka.
Gunung Cikuray memiliki enam jalur pendakian resmi, antara lain;
- Jalur pendakian via Kiara Janggot
- Jalur Cikuray via Pemancar (Cilawu)
- Jalur Gunung Cikuray via Tapak Geurot
- Jalur pendakian via Kebonsatu
- Cikuray via Bayongbong
- Serta jalur pendakian via Olan (Cikajang).Â
Apakah Cikuray cocok buat pemula?
Gunung Cikuray merupakan gunung tertinggi ke-4 di Jawa Barat yang puncaknya berada pada ketinggian 2.821 mdpl. Saya kurang menyarankan gunung ini dijadikan destinasi pertama bagi teman-teman yang baru memulai pendakian.
Tingkat kesulitan gunung ini lumayan berat, apalagi pendakian ke Gunung Cikuray banyak tantangannya, misalnya tidak ada sumber mata air diketinggian, dan yang paling menantang adalah banyaknya babi liar yang sudah terbiasa dengan lalu lalang para pendaki. Hewan ini kadang merusak tenda pendaki demi mencari makanan. Selain itu gunung ini terkenal dengan hawa mistisnya.
Untuk tujuan pendakian permulaan, sebaiknya pilih gunung yang ramah bagi pemula, gunung tersebut dapat kita nilai dari berbagai sisi, misalnya karakteristik jalur, fasilitas, dan lamanya waktu pendakian. Berikut rekomendasi gunung buat pemula yang ada dalam daftar saya; teman-teman bisa mencoba Gunung Prau via Wates, atau Gunung Bismo via Sikunang.
Cara menuju ke Gunung Cikuray via Pemancar
Ada dua opsi menuju ke Garut buat kami yang berangkat dari Bogor. Pertama, naik bus di Terminal Baranangsiang Bogor, atau naik bus di Terminal Kampung Rambutan Jakarta. Kami memilih opsi yang kedua karena jadwal bus di Kampung Rambutan tersedia hingga tengah malam.
Tiba di Jakarta, kami mencari bus tujuan ke Garut, tepatnya ke Terminal Guntur, terminal ini merupakan check point bagi para pendaki yang akan melakukan pendakian di Garut, mirip-mirip seperti Terminal Mendolo di Wonosobo.Â
Dari Terminal Guntur ada tiga cara yang bisa dipilih untuk menuju basecamp Cikuray via Pemancar. Pertama, naik angkot nomor 06 jurusan Cilawu, kemudian berhenti di pertigaan Genteng, setelah itu dilanjutkan naik ojek sampai ke basecamp.
Kedua, naik ojek langsung dari Terminal Guntur ke Basecamp Pemancar, yang kedua ini tidak begitu saya sarankan, karena jaraknya cukup jauh dan biaya ojek pasti akan mahal.
Nah, yang ketiga merupakan pilihan kami, saat itu kami memilih menggunakan angkutan carry pick up yang ternyata banyak tersedia di Terminal Guntur, harga per orangnya sekitar Rp 45.000.
Estimasi waktu pendakian Gunung Cikuray
Waktu tempuh perjalanan sangat tergantung dari kondisi saat pendakian, mulai dari kondisi fisik dari masing-masing individu, dan kondisi cuaca. Rata-rata waktu pendakian ke Gunung Cikuray via Pemancar yang dapat di tempuh sekitar 6 sampai 7 jam.
Berikut rincian estimasi waktu pendakian per pos mulai dari Basecamp Pemancar hingga ke Puncak Gunung Cikuray:
Pos Pemancar ke Pos 1 Gn Cikuray
Sobat tahu gak sih, jalur Pemancar ini mulanya bernama Cilawu? Karena disana terdapat tower stasiun TVRI dan beberapa tower pemancar TV swasta lainya. Atas dasar itu jalur tersebut lebih dikenal dengan sebutan jalur via Pemancar.
Dari Pos Pemancar, kami berjalan melalui perkebunan teh. Saat musim kemarau jalur di perkebunan teh ini berubah menjadi tandus dan berdebu. Waktu tempuh rata-rata dari Pos Pemancar menuju Pos 1 sekitar 15 sampai 30 menit.
Pos 1 menuju Pos 2
Di Pos 1 masih terdapat warung dan sumber air, jangan tergoda berlama-lama disini, apalagi jajan di warung ketika posisi sedang naik ke Cikuray, karena jalur pendakian masih jauh. Jajan dan istirahat secukupnya saja.
Trek menuju Pos 2 lebih menanjak dari sebelumnya, cuaca yang panas saat itu cukup menjadi kendala buat kami. Pos 2 ditandai dengan vegetasi yang sudah mulai tertutup pepohonan. Waktu tempuh Pos 1 ke Pos 2 sekitar 45 – 60 menit.
Pos 2 ke Pos 3
Jalur Pos 2 menuju Pos 3 sedikit mengingatkan saya kepada jalur pendakian Gunung Gede via Putri. Jalurnya berupa tanah dan akar-akar yang menanjak tanpa ampun. Jalur ini dan seterusnya sampai ke lokasi camp, sudah tertutup pepohonan.
Trek Pos 2 Cikuray via Pemancar menuju Pos 3 merupakan trek terpanjang, kami menempuh waktu sekitar dua jam lebih. Di Pos 3 kami beristirahat sambil memasak untuk makan siang.
Pos 3 menuju Pos 4
Selepas istirahat, sholat dan makan siang, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos 4 Gunung Cikuray. Suhu di Pos 3 saat itu sudah mulai dingin, jadi kami harus lekas bergerak untuk menghangatkan kembali suhu tubuh.Â
Jalur ke Pos 4 lebih terjal dari pos sebelumnya, dan waktu tempuhnya lumayan lama, kami membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke Pos 4.
Pos 4 menuju Pos 5
Jarak jalur ini sebetulnya cukup dekat, hanya saja trek terus menanjak dengan tingkat kemiringan yang lebih besar, hal tersebut yang membuat perjalanan memakan waktu lebih lama. Waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 30 menit.
Pos 5 menuju Pos 6
Batas kesabaran ketika mendaki ke Gunung Cikuray via Pemancar akan diuji ketika memasuki Pos 5 keatas. Suhu sudah semakin dingin, jalur masih terus saja menanjak, serta tenaga sudah lumayan terkuras. Rasa lelah sedikit terobati ketika tiba di Pos 6, disana sudah banyak para pendaki yang mendirikan tenda.
Pos 6 memang menjadi salah satu lokasi yang cukup ideal untuk mendirikan tenda, karena memiliki lahan yang cukup luas dan datar. Pada saat itu, ada yang berjualan siomay loh! Selain siomay, ada juga yang menjual air mentah per botol 1 liter, namun saya lupa harganya berapa.
Kami membeli sekitar 2 liter air mentah untuk kebutuhan memasak. Kabarnya disekitar area Pos 6 ada mata air, hanya saja aksesnya masih sulit, dan cuma warga lokal saja yang tahu lokasinya.
Pos 6 ke Pos 7 Gunung Cikuray
Karena jarak Pos 6 ke Puncak Cikuray masih lumayan jauh, atas pertimbangan tersebut kami memutuskan terus berjalan sampai ke lokasi titik terdekat dengan puncak, supaya ketika summit tidak perlu bersusah payah lagi.
Dari info yang kami dapatkan, Pos 7 dan Pos Bayangan Puncak memiliki lokasi yang sama idealnya dengan Pos 6 untuk mendirikan tenda.Â
Kondisi jalur pada rute ini masih menanjak dan menyempit, waktu tempuh dari Pos 6 ke Pos 7 sekitar 30 sampai 45 menit.
Pos 7 menuju Pos Bayangan Puncak Cikuray
Suasana dan kondisi Pos 7 masih terasa kurang dari ekspektasi kami, akhirnya kami tetap melanjutkan perjalanan dan memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos Bayangan Puncak. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Pos 7, sekitar 15 – 25 menit.
Pos bayangan memang lokasi yang paling ideal untuk mendirikan tenda di Gunung Cikuray, area camp luas, banyak pohon rimbun yang dapat membantu melindungi dari terpaan angin kencang. Selain itu, jarak Pos bayangan ke Puncak Cikuray sangat dekat, hanyak 5 menit berjalan kaki.
Hal yang perlu diwaspadai ketika mendaki ke Gunung Cikuray
Gunung Cikuray terkenal dengan habitat babi liar yang masih banyak. Kejadian pendaki yang bertemu dengan hewan tersebut sering saya lihat di sosial media Instagram. Bagas (Babi Ganas) tampak tenang dan seperti sudah terbiasa dengan kehadiran para pendaki.
Perubahan perilaku babi liar tersebut bisa diakibatkan oleh kebiasaan para pendaki yang sering buang sampah makanan sembarangan, sehingga mengundang mereka untuk datang. Jadi, biasakan jangan membuang sampah sembarangan, apalagi di gunung.
Beruntung kami tidak disatroni babi liar pada saat itu, namun kami selalu waspada akan kehadirannya, khususnya di malam hari ketika tiba waktu untuk beristirahat.
Berikut ini tips untuk menghindari serangan babi liar saat mendaki ke Gunung Cikuray:
- Jangan membawa logistik yang berbau menyengat atau amis
- Selalu menjaga kebersihan tenda dari bekas makanan yang dikonsumsi
- Sisa logistik sebisa mungkin dimasukan ke dalam kantong plastik atau drybag
- Gantung sisa logistik yang sudah dibungkus tadi diatas pohon yang terhindar dari jangkauan babi liar
Demikian kisah pengalaman kami mendaki ke Gunung Cikuray via Pemancar (Cilawu). Semoga artikel ini dapat membantu sobat yang sedang merencanakan pendakian kesana. Selamat mendaki!
Traveler Blogger and Search Engine Optimization Specialist who finds joy in conquering mountains, embarking on solo adventures, and exploring culinary delights.
Imformasi pendakian gunung Cikuray via pemancar WhatsApp ð© 083195862454
Nuhun Kang!